Default Image

Months format

View all

Load More

Related Posts Widget

Article Navigation

Contact Us Form

404

Sorry, the page you were looking for in this blog does not exist. Back Home

Analisis Kebutuhan Peserta Didik dalam Pengembangan Bahan Ajar PAI di MI Al-Falah

Di sebuah Madrasah Ibtidaiyah bernama MI Al-Falah, terdapat sekelompok siswa kelas V yang sangat beragam latar belakangnya. Ada siswa yang aktif sekali bertanya, ada yang sangat pendiam, ada pula yang semangat belajar PAI hanya ketika materi berkaitan dengan kisah nabi atau praktik ibadah. Guru PAI di sana, Bu Fatimah, sering merasa kebingungan karena bahan ajar yang ia gunakan bersifat umum dan kadang tidak sesuai dengan kebutuhan riil siswanya.

Suatu hari datang seorang mahasiswa praktikan dari jurusan Pendidikan Agama Islam bernama Ahmad, yang sedang menempuh mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI. Dalam salah satu tugas penelitiannya, Ahmad diminta melakukan Analisis Kebutuhan Peserta Didik agar dapat menyusun bahan ajar yang lebih sesuai.

Ahmad mulai melakukan observasi. Ia menemukan beberapa fakta menarik:

  • Kenyataan di Lapangan menunjukkan bahwa sebagian siswa sangat senang belajar PAI jika dikaitkan dengan praktik keseharian, misalnya wudhu, salat, doa, atau kisah teladan Nabi. Namun, ada juga siswa yang cepat bosan jika hanya disuguhi teks dan hafalan.
  • Masalah di Lapangan menunjukkan bahwa bahan ajar PAI yang ada di sekolah cenderung bersifat textbook oriented, sehingga kurang memberi ruang kreativitas dan pemahaman kontekstual.
  • Harapan (Teori Pendidikan) dimana menurut teori belajar konstruktivisme (Vygotsky & Piaget) serta teori Hamalik dan Uno, pembelajaran efektif terjadi jika peserta didik diposisikan sebagai subjek aktif, dan bahan ajar harus sesuai kebutuhan spiritual, afektif, maupun kognitif.
  • Solusi Alternatif. Ahmad menyimpulkan perlu ada pengembangan bahan ajar PAI berbasis kebutuhan siswa, misalnya:

      1. Membuat modul interaktif dengan gambar, cerita islami, dan latihan praktik.

      2. Menyusun lembar aktivitas yang mengaitkan materi PAI dengan peristiwa sehari-hari.

      3. Memanfaatkan media digital sederhana seperti video pendek kisah Nabi atau animasi tata cara salat.

Untuk mendalami lebih jauh, Ahmad membagi analisisnya menjadi tiga aspek:

  1. Aspek Kognitif: Siswa perlu memahami materi PAI dengan runtut, bukan sekadar menghafal.
  2. Aspek Afektif: Siswa butuh contoh nyata agar nilai-nilai Islam tertanam dalam sikap sehari-hari.
  3. Aspek Psikomotorik: Siswa membutuhkan kesempatan untuk mempraktikkan ibadah, bukan hanya mendengar penjelasan.

Dengan hasil analisis ini, Ahmad merasa semakin jelas bagaimana ia harus merancang bahan ajar PAI yang tepat. Guru PAI, Bu Fatimah, juga merasa terbantu karena bisa menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan siswa, tidak hanya terpaku pada buku teks.


Judul Penelitian

“Analisis Kebutuhan Peserta Didik dalam Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam di MI Al-Falah”

Latar Belakang Penelitian

  1. Kenyataan di Lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran PAI di MI Al-Falah masih berorientasi pada buku teks, siswa cenderung pasif dan hanya mengikuti instruksi guru.
  2. Masalah di Lapangan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara materi di buku teks dengan kebutuhan riil siswa. Siswa merasa bosan dengan metode hafalan monoton.
  3. Harapan (Teoei Pendidikan dan Pembelajaran)dimana berdasarkan konstruktivisme (Vygotsky & Piaget) dan pendidikan Islam, peserta didik harus aktif. Bahan ajar PAI harus mengarah ke ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  4. Solusi Alternatif perlu dikembangkan bahan ajar berbasis kebutuhan siswa seperti modul, lembar kerja, media interaktif, dan praktik langsung.

Rumusan Masalah

  1. Bagaimana kondisi pembelajaran PAI yang berlangsung di MI Al-Falah saat ini?
  2. Apa saja kebutuhan belajar peserta didik kelas V dalam mata pelajaran PAI?
  3. Bagaimana rekomendasi pengembangan bahan ajar PAI yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik?

Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan kondisi riil pembelajaran PAI di MI Al-Falah.
  2. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  3. Memberikan rekomendasi pengembangan bahan ajar PAI yang lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Manfaat Penelitian

  • Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi referensi pengembangan teori pembelajaran PAI berbasis kebutuhan peserta didik.
  • Praktis:

      1. Bagi guru dapat menjadi pedoman dalam menyusun bahan ajar PAI yang relevan.

      2. Bagi siswa dapat membantu belajar dengan cara yang lebih menarik dan bermakna.

      3. Bagi peneliti lain dapat menjadi dasar penelitian lanjutan terkait pengembangan bahan ajar PAI.


Instrumen Analisis Kebutuhan Peserta Didik dalam Pengembangan Bahan Ajar PAI

Pada penelitian yang dilakukan Ahmad di MI Al-Falah, instrumen sangat penting untuk mengumpulkan data mengenai kebutuhan belajar siswa. Instrumen ini terdiri dari tiga bagian utama: angket siswa, lembar observasi guru, dan pedoman wawancara. Dengan menggunakan instrumen ini, Ahmad dapat memperoleh data yang lebih lengkap, baik dari sisi siswa, guru, maupun kebijakan sekolah.


📌 1. Angket untuk Siswa Kelas V

(Skala Likert: 1 = Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju)

A. Minat Belajar
  1. Saya senang belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).
  2. Saya lebih semangat belajar jika materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
  3. Saya merasa bosan jika pelajaran hanya berupa hafalan teks.
B. Gaya Belajar
  1. Saya lebih mudah memahami materi jika guru menjelaskan dengan gambar, video, atau cerita.
  2. Saya lebih suka jika ada kegiatan praktik, misalnya salat, wudhu, atau membaca doa.
  3. Saya senang belajar dengan cara berdiskusi bersama teman.
C. Kebutuhan Materi
  1. Saya ingin lebih banyak belajar tentang kisah Nabi dan teladan sahabat.
  2. Saya ingin pelajaran PAI mengajarkan cara berperilaku baik di sekolah dan rumah.
  3. Saya ingin ada latihan soal atau permainan agar lebih paham materi.

📌 2. Lembar Observasi Guru

(Dilakukan oleh peneliti/mahasiswa. Centang sesuai pengamatan: Ya / Tidak / Kadang-kadang)

A. Aktivitas Guru
  • Guru menggunakan bahan ajar dari buku teks.
  • Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa.
  • Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya atau berdiskusi.
  • Guru menggunakan media pembelajaran (gambar, video, alat peraga).
B. Aktivitas Siswa
  • Siswa tampak antusias saat pembelajaran berlangsung.
  • Siswa banyak yang bertanya atau berpendapat.
  • Siswa cepat bosan jika pembelajaran hanya berupa ceramah.
  • Siswa lebih aktif jika ada praktik langsung (salat, wudhu, membaca doa).

📌 3. Pedoman Wawancara

(Dilakukan untuk Guru PAI dan Kepala Sekolah)

Pertanyaan untuk Guru PAI
  1. Bagaimana Bapak/Ibu biasanya merencanakan pembelajaran PAI?
  2. Apakah bahan ajar yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa?
  3. Apa kendala yang sering Bapak/Ibu hadapi saat mengajar PAI?
  4. Menurut Bapak/Ibu, apa yang sebaiknya ditambahkan atau diperbaiki dalam bahan ajar PAI?
Pertanyaan untuk Kepala Sekolah
  1. Bagaimana kebijakan sekolah dalam mendukung pengembangan pembelajaran PAI?
  2. Apa saja fasilitas yang disediakan sekolah untuk mendukung pembelajaran PAI?
  3. Menurut Bapak/Ibu, apa kebutuhan utama siswa dalam belajar PAI di sekolah ini?

Dengan instrumen ini, Ahmad dapat melakukan triangulasi data yang lebih akurat. Angket diperoleh dari siswa, observasi diperoleh dari kelas, dan wawancara diperoleh dari guru serta kepala sekolah. Hasil akhirnya akan memberi gambaran utuh mengenai kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran PAI di MI Al-Falah.

Deskripsi Gambar
Baca juga :

Post a Comment

Pembelajaran Kelas Rangkap PDGK 4302 - Uji Kompetensi 2

Uji Kompetensi Mata Kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap PDGK 4302 Universitas Terbuka || Waktu Pengerjaan: 10:00 menit! Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), atau disebut juga pembelajaran gabungan, adalah metode pengajaran di mana dua atau lebih kelas yang berbeda dipadukan dan diajar oleh satu atau lebih guru. Dalam pembelajaran kelas rangkap, siswa dari kelas yang berbeda dapat bergabung dalam satu kelas dan belajar bersama-sama dalam situasi yang lebih terpadu. Metode ini dapat membantu memaksimalkan penggunaan sumber daya dan memungkinkan guru untuk memberikan pengajaran yang lebih terfokus pada setiap siswa. Selain itu, siswa juga dapat belajar dari satu sama lain dan memperluas jaringan sosial mereka dengan siswa dari kelas yang berbeda. Namun, Pembelajaran Kelas Rangkap juga dapat menimbulkan tantangan dalam mengelola kelompok yang lebih besar dan memastikan bahwa setiap siswa mendapat perhatian yang memadai dari guru. Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan pembelajaran ...

Pembelajaran Kelas Rangkap PDGK 4302 - Uji Kompetensi 1

Uji Kompetensi Mata Kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap PDGK 4302 Universitas Terbuka || Waktu Pengerjaan: 10:00 menit! Mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) merupakan mata kuliah yang berkaitan langsung dengan tugas Anda sebagai guru SD/MI, terutama Anda yang berada di daerah terpencil yang pada umumnya mengajar dua kelas atau lebih secara bersamaan. Dengan mempelajari mata kuliah ini, Anda akan dibantu untuk memperoleh konsep-konsep dan prinsip PKR, serta keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengajar di dalam kelas, terutama dalam pembelajaran di dua kelas atau lebih dalam waktu yang bersamaan. Selain itu, Anda juga akan dibekali dengan kemampuan lain untuk mendukung PKR, misalnya dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan hakikat PKR; mengembangkan model pengelolaan dan pembelajaran kelas rangkap; mengorganisasikan kelas; memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar; menyusun...

Pelatih Ahli Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) - Uji Kompetensi 1

Uji Kompetensi Pelatih Ahli Fasilitator Sekolah Penggerak || Waktu Pengerjaan: 10:00 menit! "Fasilitator Sekolah Penggerak" adalah seorang guru yang bertanggung jawab dalam memimpin dan mengkoordinasikan program Sekolah Penggerak di sekolahnya. Program ini merupakan inisiatif Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah yang menjadi bagian dari program ini. Tugas utama seorang Fasilitator Sekolah Penggerak antara lain adalah : Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Sekolah Penggerak di sekolahnya Mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan di sekolah dan mencari solusinya Mengembangkan program dan strategi pembelajaran yang inovatif dan efektif Mendorong dan memberikan pelatihan kepada guru-guru di sekolahnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam implementasi program Sekolah Penggerak di sekolahnya. D...

Bahasa Inggris Guru PAUD 4105 - Uji Kompetensi 1

Uji Kompetensi Mata Kuliah Bahasa Inggris Guru PAUD 4105 Universitas Terbuka || UTBK || Waktu Pengerjaan: 15:00 menit! Sebagai seorang guru bahasa Inggris, terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru PAUD. Guru bahasa Inggris harus mampu berbicara, membaca, menulis, dan mendengarkan bahasa Inggris dengan baik dan benar. Selain itu, guru juga harus memahami berbagai aturan tata bahasa (grammar) dan kosakata (vocabulary) dalam bahasa Inggris. Guru bahasa Inggris harus mampu merancang program pembelajaran yang efektif dan bervariasi, agar siswa dapat belajar bahasa Inggris dengan cara yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Saat ini, teknologi telah menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Seorang guru bahasa Inggris harus memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi pembelajaran seperti aplikasi atau perangkat lunak pembelajaran, video pembelajaran, dan lain-lain. Guru bahasa Inggris harus mampu memberikan pengajaran yang menarik, mudah...

Pelatih Ahli Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP) - Uji Kompetensi 2

Uji Kompetensi Pelatih Ahli Fasilitator Sekolah Penggerak || Waktu Pengerjaan: 10:00 menit! Program Sekolah Penggerak adalah inisiatif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui upaya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, masyarakat, dan dunia usaha. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kolaborasi antara Kemdikbud, pemerintah daerah, dan sekolah-sekolah yang menjadi bagian dari program ini. Program Sekolah Penggerak memiliki beberapa komponen utama, antara lain penguatan manajemen sekolah, peningkatan mutu guru, pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta penguatan komunitas sekolah. Dalam implementasinya, Sekolah Penggerak melibatkan beberapa pihak, seperti kepala sekolah, guru, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Program Sekolah Penggerak diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Peningk...

Materi Matematika Ekonomi dan Bisnis EKF1218 - Analisis dan Terapan Ekonomi (Model ARIMA)

Matematika ekonomi yang berkaitan dengan bidang bisnis dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga mata uang. Salah satu metode yang sering digunakan adalah analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal memperhatikan data historis pergerakan harga mata uang dan mencoba menemukan pola atau tren yang dapat membantu memprediksi pergerakan harga di masa depan. Analisis fundamental, di sisi lain, mencoba memprediksi pergerakan harga mata uang berdasarkan faktor-faktor ekonomi dan politik yang mempengaruhi nilai mata uang tersebut. Faktor-faktor ini termasuk suku bunga, inflasi, stabilitas politik, dan kebijakan ekonomi. Suku bunga, inflasi, stabilitas politik, dan kebijakan ekonomi semuanya memainkan peran penting dalam menentukan kesehatan dan kinerja ekonomi suatu negara. Suku bunga adalah tingkat bunga yang dikenakan oleh bank sentral suatu negara terhadap pinjaman yang diberikan kepada bank-bank komersial. Suku bunga yang tinggi dapat menarik modal asing dan meningkatkan n...

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis IT 11PP61903 - Uji Kompetensi 2

Uji Kompetensi Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Berbasis IT 11PP61903 Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum Jombang || Waktu Pengerjaan: 15:00 menit! Sebuah sekolah menengah di kota A ingin mengembangkan bahan ajar IT untuk mata pelajaran matematika. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah untuk membantu siswa memahami konsep matematika dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengolah data dan membuat grafik. Dalam tahap analisis, tim pengembang bahan ajar IT melakukan langkah-langkah sebagai berikut : Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah untuk membantu siswa memahami konsep matematika dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengolah data dan membuat grafik. Tujuan ini dapat diukur dengan meningkatnya nilai siswa pada ujian matematika dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Tim pengembang bahan ajar IT mengadakan survei dan wawancara dengan siswa dan guru untuk mengetahui kebutuhan siswa dalam memahami konse...