Dalam mata kuliah Klimatologi Pertanian (LUHT4213), pemahaman terhadap unsur-unsur cuaca dan iklim menjadi fondasi penting dalam menganalisis dinamika pertanian berkelanjutan. Artikel ini mengulas secara mendalam bagaimana data curah hujan, evaporasi, dan kelembaban udara dapat dianalisis untuk memahami hubungan antar unsur tersebut berdasarkan siklus hidrologi. Mahasiswa akan diajak untuk berpikir kritis: apakah daerah dengan curah hujan tinggi selalu memiliki tingkat penguapan yang rendah? Dan bagaimana kelembaban relatif berpengaruh terhadap peluang terjadinya presipitasi?
Artikel ini dirancang khusus untuk membantu mahasiswa memahami konsep-konsep ilmiah yang kompleks melalui pendekatan data nyata dan aplikatif. Terdapat panduan lengkap dalam menyusun Tugas 2 LUHT4213, beserta penjelasan logis yang bisa memperkuat analisis dan argumentasi ilmiah. Bagi Anda yang sedang mempersiapkan laporan tugas, atau sekadar ingin menambah wawasan tentang cuaca dalam konteks pertanian, bacaan ini bisa menjadi referensi yang tepat dan mencerahkan.
Mahasiswa yang telah menyelesaikan Tugas 1 pada sesi ke-3 diharapkan telah memperoleh dan memahami data yang berkaitan dengan unsur-unsur atau faktor-faktor cuaca dan iklim. Data tersebut kini akan menjadi dasar dalam pelaksanaan analisis lanjutan yang tercantum dalam Tugas Tutorial 2.
Silakan unduh format tugas yang telah disediakan dengan nama file:
LUHT4213_20242_tugas1_NIM_Nama Mahasiswa.docx,
misalnya, LUHT4213_20242_tugas1_045123456_Khaerunnisa.docx.
Tahapan awal dalam penyusunan Tugas 2 adalah mengakses kembali data yang telah Anda susun pada Tugas 1, khususnya bagian B. Data tersebut kemudian disalin dan diintegrasikan ke dalam format Tugas 2 yang telah ditentukan. Fokus utama dari tugas ini adalah melakukan analisis ilmiah terhadap keterkaitan antara dua unsur cuaca penting, yaitu curah hujan dan evaporasi. Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan mendasar mengenai apakah tingginya curah hujan di suatu wilayah secara otomatis berkorelasi dengan rendahnya tingkat evaporasi, atau apakah tingginya evaporasi berkorelasi dengan curah hujan yang tinggi. Untuk menjawab hal ini, mahasiswa diminta melakukan kajian yang komprehensif dengan merujuk pada prinsip dasar dalam siklus hidrologi atau siklus air, guna menjelaskan dinamika pertukaran uap air di atmosfer dan pengaruhnya terhadap pola hujan dan penguapan.
Selanjutnya, mahasiswa juga ditugaskan untuk menganalisis hubungan antara kelembaban udara dan presipitasi (curah hujan). Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kajian ini bertujuan untuk menjelaskan sejauh mana kelembaban relatif memengaruhi kemungkinan atau peluang terjadinya hujan di lokasi pengamatan. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan hubungan tersebut secara ilmiah dengan mendasarkan analisis pada data aktual yang diperoleh, serta menyajikan contoh konkret dari wilayah pengamatan masing-masing. Penjelasan ini harus menunjukkan pemahaman mengenai peran kelembaban relatif dalam proses kondensasi dan pembentukan awan, yang merupakan tahap krusial dalam pembentukan hujan.
Dengan pendekatan analitis ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya mampu menyajikan data, tetapi juga menginterpretasikan hubungan antarunsur iklim secara mendalam, serta mengaitkannya dengan teori klimatologi pertanian yang telah dipelajari dalam kegiatan tutorial.
Download File Tugas Tutorial 2:

